"aku punya langit cinta yang siap menghujanimu, tetapi kau malah merasa ada di atas awan. sayang, sambil kau acuh dan mengabaikan hadirnya aku di sini, maukah sebentar saja kau menoleh ke arahku untuk melihat betapa aku bodoh sekali?
aku tidak mengerti dan jadi lebih banyak bilang mengapa. terkadang entah, terkadang ya sudah. sekarang apa maumu? melihatku menangis menjerit-jerit tetapi sambil memberimu tepuk tangan? karena kau hebat, sayang. hebat. sadarilah tentang betapa hebatnya kau bersandiwara hingga aku jadi bahagia setengah mati!
kini ketulusanku telah kalah oleh kerinduanmu akan kesendirian. kau tidak jatuh cinta padaku, kau hanya jatuh cinta pada saat-saat yang indah bersamaku. setelah jauh waktu berjalan, berkali-kali siang berganti malam, ternyata aku hanya sesuatu, tetapi bukan siapa-siapa. aku bukan pujaan untukmu menantang apapun demi aku. aku hanya incaran bagi kau yang rupawan dan kebetulan suka tantangan."
dear zarry's - chapter 2 "Anak-Anak Tangga", page 65
No comments:
Post a Comment