detik-detik mendekati waktu libur yang akan terhenti.
aku masih di sini, penuh dengan kebimbangan dan ketidakpastian.
mau sampai kapan tapi? bergumam sendiri, diam, kemudian pergi begitu saja tanpa sebuah jawab akan keraguan.
ada yang tak bisa dimengerti sekarang ini. bahwa semuanya akan menjadi sesuatu yang baru.
lebih dari sekedar datang ke gedung bertembok putih, memakai putih-abuabu seperti dulu.
tepat pukul 7 sudah bergumul dengan buku dan lalu pulang ke kediaman di bawah terik mentari tiap harinya.
sekarang semua akan lebih dari itu.
tidak ada lagi mereka, teman dan sahabat. yang duduk di pelataran sekolah, hanya untuk bersendau-gurau. berbagi cerita. menghapus tangis. dan segala waktu yang biasanya kalian, aku dan mereka, habiskan bersama.
tidak ada lagi guru yang dengan gencarnya memperhatikan kita. meski sering kita torehkan luka dalam hatinya.
semua, sekarang, akan diperjuangkan sendiri.
jarak bersama mereka yang akan kurindukan pun semakin melebar. entah untuk berapa lama lagi aku akan menjumpainya. tak akan ada lagi cerita dalam tatap muka, tak akan ada lagi peluk yang menyembuh luka.
aku belum siap. jujur saja, aku masih ragu.
langkah ini terhambat oleh belenggu ketakutan yang menggelapkan pikirku sendiri.
langkah ini tertahan oleh kegalauan batinku yang meremukkan segala ketenangan.
hari demi hari.
terasa semakin berat saja.
hari demi hari.
terbuang tanpa henti.
terbuang dan sia-sia.
apa harus semuanya di mulai?
aku (tidak) siap.
No comments:
Post a Comment