Jan 16, 2013

untukmu

"aku heran, sebersit senyummu
bisa memecah rindu sekeras itu di dadaku.
aku heran, pekik tawamu
bisa membuatku menyeberangi waktu demi waktu.
aku heran, bagaimana bisa semua ketenangan
dan kebahagiaan mewujud kamu.
aku heran, bagaimana kamu selalu tersebut
dalam doa dan menunggu diamini waktu.
aku heran, bagaimana bisa kamu tertinggal di diriku.
aku heran, bagaimana bisa dengan sejentik waktu.
pusaran matamu menenggelamkanku.
aku heran, bagaimana aku dengan mudahnya mencintaimu.

sepertinya itu bukan keheranan, jika aku terlahir
untuk menunggu dan lalu menemani kamu.
sepanjang waktu."

- sadgenic - chapter 1 "Kotak Surat dan Kamu", page 66 -

bagus ya? bagus banget menurut gw. entah bagaimana, semua yang tertulis itu menggambarkan perasaan yang gak pernah bisa gw sampaikan ke dia. sejak dulu, sejak mengenalnya. persis sama.


hey, kamu. aku yakin dalam suatu waktu, kamu akan membaca apa yang ku tulis di sini. semuanya. segalanya. mengenai kamu. mengenai rasa yang ada untuk kamu. dan ternyata aku benar. tanpa perlu aku bertanya, kamu sendiri yang membuka kartu itu. kartu rahasia. yang diam-diam aku harap tidak pernah terbaca. tapi entah, justru aku tenang kamu mengetahuinya. membuka pandora terlarang yang selama ini tersembunyi terlalu dalam.

aku takut. sejujurnya. karena selama ini aku sedikit berpura-pura. mengatakan segalanya tidak apa-apa padahal. dan setelah itu, kamu berujung mengetahui kebenaran. ya, karena aku melukiskannya dalam kata-kata di sini. bukan melalui hembusan nafasku sendiri.

kamu. mungkin semuanya tentang kamu. tentang perasaan yang menyentuh lembut dalam asa dan angan-angan. mimpi dalam tidur lelap. ditemani rinai bulan dan rintik hujan. kamu hadir seperti salju. dingin namun menyelimuti. kamu hadir bagai mentari. hangat namun menyilaukan. sadarilah, dirimu itu tak pernah lepas dari hari-hariku.

sekarang kamu ada pada lembar kisahku. siap bermain dengan alunan dan melodi denyut jantungku. membingkai indah setiap raut wajah kebahagiaan yang tercipta dalam detik-detik yang kulalui. pena yang kamu sediakan, penuh tinta menggoreskan namamu sendiri. dalam batin dan relungku.

sanggupkah kamu membuai kata cinta. menjadi sesuatu yang tak pernah patah, apalagi hancur. jalan yang kita tapaki itu retak. walau sedikit tapi pernah ada luka. membalut dengan senyum dan canda tawa sudah cukup bagiku. asal tidak kamu sisakan mata yang belinang. karena kalau iya, bendungannya akan menjatuhkan butir yang menyaingi embun pagi.

aku menuliskannya. kesan yang tergambar dalam pikirku. tentang kamu. lagi-lagi dan akan selalu tentang kamu. sudah banyak kertas putih yang memburam, penuh dengan untaian-untaian fonem. kamu tahu berapa banyak? tentu tidak. aku pun tak ingin mengetahuinya. karena biarlah itu tersebar dan terbang entah ke mana. sampai suatu waktu aku menemukannya. mengingatkanku akan dirimu.

pernah aku berharap. bahwa kita akan berada pada bawah langit yang sama. dan berpijak tegar dalam tanah yang serupa. dalam waktu yang lama. tanpa pernah detik-detik berlari cepat. sampai kataku pada jarum jam dinding, 'bisakah kau berenti?'. sebab aku tahu. akan semakin banyak ruang waktu kamu selami. dan aku tak ingin itu sirna. lalu membekas menjadi memori.

kini, aku memberimu kanvas putih. disertai palet penuh warna-warni. bagai pelangi. namun lebih dari 7 warna. karena aku dan kamu tidak hanya mejikuhibiniu, melainkan semua warna yang tercipta oleh sang semesta. bahkan kelabu akan mengundang hitam dan putih. maukah kamu melukiskannya? menciptakan garis tanganmu sendiri, guratan penuh ketenangan. hingga aku menjadi fajar dan kamu menjadi senja. sinergis meski berbeda. sejalan dan tak lagi antagonis.

hey, kamu. maaf, aku hanya ingin kamu membacanya. lembar cerita yang tanpa akhir ini, tentang kamu. tidak ada yang lain.

No comments:

Post a Comment