kalau kita membicarakan soal mimpi, semua pasti berpikir tentang alam bawah sadar yang ada kalau kita terlelap. tapi yang kini akan aku bicarakan bukan hal itu. tapi mimpi yang mengarah pada angan-angan dan harapan masa depan. bingung. dan membuat keraguan kalau kita ngomongin tentang masa depan. kesannya, masih lama, tapi waktu terus berjalan. dan masa depan ada di depan mata tanpa kalian sadari cepat atau lambat hal itu pasti datang ke kehidupan tiap insan manusia.
aku punya impian menjadi seorang penulis. tapi jika aku memikirkan masa depan dan menjadikannya itu sesuatu pekerjaan tetap nantinya, mungkin aku agak meragukan hal itu. masih labil. masih belum yakin. aku hobi menulis. tapi jarang membuat cerita. aku hanya senang mengurai semua makna dalam perasaan dan langkah kehidupan kedalam kata-kata dan menjadi serangkain kisah. walau bukan khayalan. kalau mengenai imajinasi, aku lebih senang mengurainya ke dalam puisi-puisi yang kadang tak bermakna dalam, tapi hanya sebagai curahan makna tertentu.
tapi itu hanya impian belaka. aku tak pernah menjadikannya sebagai cita-cita. mungkin sebagai selingan iya, tapi jika menekuni aku masih ragu. lalu apa cita-cita ku?
dulu aku berandai menjadi seorang desainer grafis seperti ibuku. aku senang melihatnya bekerja dibidang itu. dan aku mulai sedikit demi sedikit memperlajari melalui berbagai program. tapi, ibu bilang itu bisa menjadi suatu yang dipelajari tanpa perlu pendidikan tinggi. mereka bilang sayang aku tidak memanfaatkan anugerah Tuhan. dan pilihanku beranjak menjadi seorang arsitek. ada hubungannya juga kan dengan menggambar? dan lebih memanfaatkan kemampuan ku berhitung. lagi-lagi aku ragu. menginjak SMP aku senang mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas akuntansi. ya akuntan. aku sempat berpikir untuk mengarahkan cita-cita ku ke sana. namun, akuntansi, berarti mempelajarinya dalam bidang ilmu sosial (IPS) dan aku merasa kurang mampu dalam ilmu tersebut. aku mau masuk jurusan ilmu alam atau ilmu pasti (IPA). karena aku merasa lebih mampu menjalaninya. maka pupuslah harapan itu. bukan berarti tidak mungkin tapi akhirnya aku merasa lebih cocok dan senang dengan kegiatan ini. apa itu? mendengarkan cerita orang lain dan memberikannya nasihat masukan dan saran. bukan kepo. tapi menjadi tempat sampah curahan hati teman-teman dan orang-orang di sekitarku. maka, aku menentukan nasib menjadi seorang psikolog.
psikolog. terdengar jauh dari semua anganku sebelumnya. tapi aku merasa yakin dengan ini. semoga aku bisa menjadi seorang psikolog handal dan mampu dipercaya banyak orang dikemudian hari nanti.
amin. o:) God bless me. i believed that. that my dreams will come true with His will.
No comments:
Post a Comment